Elisa Putri Eka Trisnia

Selasa, 29 November 2011

cerpenku


Rasa Cinta sesungguhnya dari mantan pacar sahabatku
Karya : Inda Dzil Arsyi
“Met pagi sahabatku” sms Ari pagi itu cukup membuat Inda semangat. Semenjak Ari hadir dalam kotak masuk pesan sms dan facebook, hari – hari yang Inda jalani penuh dengan warna. Karena sms dari Ari yang begitu ramah dan perhatian membuat Inda suka bersahabat dengannya. Firlana kekasihnya jarang berkomunikasi dengannya. Firlana pergi ke Bandung untuk meneruskan sekolahnya. Sejak saat itulah inda begitu kesepian. Ari baru saja putus dengan Dina temannya, Inda kenal dengan Ari hanya lewat jejaring facebook.
“Tumben loe berangkat pagi, gak biasanya nda” Tanya Endah saat Inda tiba di kelas
“Ya dong sesekali berangkat pagi” jawab Inda sambil senyum – senyum tidak jelas.
“Ciyeeee pasti dibangunin mas Ari ya ? hahaha”
“idih Firlana mau dibuang kemana?” gertak Inda.
Hari ini pelajaran PKN yaitu pelajaran yang sangat Inda sukai. Tapi entah mengapa Inda tidak begitu aktif. Dia melamunkan sesuatu. Dia berfikir apa yang harus dia perbuat sekarang dia begitu muak dengan kelakuannya. Dan diapun jauh dari kekasihnya. Jadi dia melampiaskan semua rasa kesepiannya dengan memmpemainkan beberapa cowok. Selingkuh istilahnya. Dia berniat untuk memutus satu persatu. Tetapi bagaimana dengan Firlana, ia mencintainya tapi bagaiman lagi, ibunya tidak menyetujui hubungan mereka karena Firlana yang seorang preman.
“Heh nda diberi pertanyaan ma pak Heri tuh” bentak Endah sambil menyenggol lengan Inda.
“Em… eh iya pak, pertanyaannya tadi apa pak ?” Tanya Inda dengan wajah gugup.
“Kamu tidak memperhatikan ya? Pemberontakan PKI di Madiun tanggal berapa?” Tanya pak Heri.
“Emm…. Tahun…. Pokoknya saya belum lahir pak he.. he..” canda Inda.
“Lho bapak Tanya serius inda… apalagi bapak, bapak juga belum menikah, belum punya anak…” semua yang ada di kelas tertawa semua.
“Tahun 1948 pak !” jawab Inda yakin.
“Ya udah jangan melamun terus”
Bekl berbunyi tanda waktu pulang telah tiba.
“Nda nanti ke rumahku ya?” pinta Endah sambil memasukkan peralatan tulisnya kedalam tas.
“Enggak ah gak enak badan nih”
“Yuuuuhh ya udah lah nanti aku ke rumahmu aja ya?”
“Ya iya begitu lebih baik. yuk ambil motor keburu diapa – apain ma anak – anak “ mereka buru – buru beranjak pergi ke parkiran motor mereka. Kemudian seperti biasanya Inda pulang duluan, soalnya Inda senang kebut – kebutan jika naik motor.
“Assalamualaikum” salam Inda ketika sampai di rumah.
“Waalaikumsalam” jawab ibunya Inda
“Ma besok papa jadi pulang kan?” Tanya Inda
“ya nda mungkin dengan kakakmu” Inda beranjak pergi ke kamar, berharap ada pesan masuk dari Firlana. Ternyata tidak ada pesan dari Firlana yang ada hanya sms dari Ari.
“met siang sahabatku lagi apa nih? Apa dah aem ya?” Inda heran membaca sms itu. Mengapa Ari begitu perhatian denganya dan selalu ada saat inda membutuhkannya. Siang itu Inda terbayang – bayang Ari terus, tapi kemudian Inda membuang bayang – bayang itu karena Inda masih milik Firlana. Siang itu juga, Inda memutus Dian, Deza, dan Dito. Inda memutus mereka dengan mudahnya tanpa da belas kasihan sedikitpun.
Keesokan harinya Inda meminta pendapat ke Endah apa yang harus ia lakukan.
“Ndah aku harus gimana lagi? Aku mencintai Firlana tapi ibuku tidak suka dengannya. Tau ndiri kan Firlana kayak apa, preman, tapi dia baik ndah bias jagain aku, tapi sayangnya ibuku gak tau, eh Firlana malah pergi ke Bandung. Sekarang dia gak mungkin bias pulang soalnya rumahnya yang ada disini sudah ia jual. Gimana ini haruskah aku musnahkan cintaku padanya? Atau aku harus bertahan dengan ini? long distance is killing me  ndah!” pernyataan Inda cukup membuat Endah bingung. Endah tahu benar watak sahabatnya itu yaitu tidak mau jauh dari orang yang ia sayangi.
“ Ya gini aja nda kamu harus pertahanin apa yang sudah kamu capai saat ini bersama Firlana kamu gak boleh nyerah gitu aja apa lagi sekarang sudah ada Ari yang sudah melengkapi harimu” jawab Endah
“ Tapi aku takut jika aku suatu saat nanti aku mulai suka dengan Ari . Ingat ndah witing tresna jalaran saka kulina semakin sering aku bersama Ari akan semakin mudah aku jatuh cinta kepadanya. Apalagi Ari begitu perhatian denganku”
Hari itu Inda dan Ari sms dengan panggilan mesra. Dan hari itu juga Inda putus dengan Firlana . Inda mendengar kabar bahwa Firlana sedang ciuman dengan cewek lain, tetapi Firlana sendiri mengatakan ia dipaksa untuk itu. Inda perasaanya semakin tidak karuan. Ia memutus Firlana dengan goncangan hati yang luar biasa. Dua tahun lima bulan hubungannya dengan Firlana berakhir pada hari itu juga. Firlana telefon Inda dengan menyanyi sebuah lagu dengan suara yanga serak karena Ia menangis.

Waktu terus berlalu
Tanpa kusadari yang ada hanya
Aku dan kenangan
Masih teringat jelas
Senyum terakhir yang kau beri untukku
Tak pernah ku mencoba
Dan tak ingin ku mengisi hatiku
Dengan cinta yang lain
Kan kubiarkan ruang hampa di dalam hatiku
Bila aku harus mencintai
Dan berbagi hati
Itu hanya denganmu
Namun bila ku harus tanpamu
Akan tetap kuarungi hidup tanpa bercinta

Inda menutup telefon dari Firlana sambil tak kuasa menahan air mata. Air matanya tumpah begitu saja di atas gulingnya. Kemudian Inda berjanji akan melupakan semua kenangan yang telah Inda alami dan akan memulai dengan yang lebih baik. Inda jatuh sakit selama tiga hari. Ari sahabatnya begitu perhatian dengan Inda waktu dia sakit. Luka perih yang iInda rasakan dulu kini terasa hilang  sedikit demi sedikit oleh kehadiran Ari.
Malam itu Ari dan Inda merencanakan untuk ketemuan, besok pada waktu pulang sekolah. Mereka merencanakan di sebuah tempat. Malam itu Inda tidak bisa tidur karena memikirkan tentang pertemuan dengan Ari besok. Keesokan harinya waktu pulang sekolah, tanpa basa – basi dengan Endah, Inda langsung pergi ke parkiran.
“Mau kemana kamu nda? Kok buru – buru?” Tanya Endah
“Bisnis” jawab Inda sambil berlari. Sesampainya di tempat yang ditentukan Inda bingung Ari ada dimana. Kemudian Inda melihat satu per satu orang yang berada di tempat itu, tapi percuma muka mereka tidak terlihat jelas. Tetapi Inda mencurigai segerombolan anak laki – laki yang duduk di bawah pohon nangka. Karena gerak – gerik mereka yang mencurigakan. Ari sudah mengetahui Inda tapi Inda teidak mengetahui Ari. Itu cujup membuat Inda jengkel. Tapi Inda yakin betul Ari ada di gerombolan anak laki – laki itu. Kemudian Inda menjebak Ari.
“sayang lagi ada di bawah pohon nangka kan?” langsung saja mereka mendongak ke atas. Inda tertawa puas dalam hati. Barulah Inda mengetahui Ari berada disitu. Pertemuan dengan Ari saat itu cukup membuat Inda senang. Ari begitu antusias mendengarkan cerita Inda.
Setelah pertemuan itu Inda semakin suka dengan Ari. Wajahnya yang menyejukkan hati dan matanya yang sngat disukai Inda. Inda semakin akrab dengan Ari. Suatu hari Ari menyatakan suka kepada Inda. Inda juga merasakan hal yang sama, tetapi pernytaan Ari tidak digubrisnya sama sekali. Inda takut jika dirinya hanya digunakan sebagai pelampiasan Ari putus dengan Dina temannya. Tetapi Ari selalu meyakinkan Inda bahwa Ia benar – benar suka dengan Inda bukan untuk pelampiasan. Sore itu Endah dating ke rumah Inda. Endahpun juga mengatakan.
“Inda… daripada hubunganmu gak jelas gini mending kamu pacaran aja dengan Ari”
“Tapi aku takut ndah aku takut jika hanya dibuat pelampiasan aja apalagi Ari habis putus dengan Dina” jawab Inda
“dah deh percaya aja jalani aja dulu” kata Endah
Akhirnya sore itu juga Inda dan Ari jadian.
Hubungan mereka berjalan empat hari. Malam itu terjadi pertengkaran antara Inda dan Ari.
“Jujur aja mi, mimi masih cinta gak sih ma Firlana?” bentak Ari
“Sumpah gak pipi kenapa sih pipi sensian terus? Emang sih Firlana masih cinta ma mimi tapi mimi dah gak cinta sama dia!!!” gertak Inda
“Hallah!! Moga kamu bahagia ma dia!!!” bentak Ari sambil beranjak pergi meninggalkan Inda. Malam itu Ari tidak sms Inda seharian Inda baru menyadari betapa hampanya hati – harinya tanpa ada cinta dari Ari. Tetapi dia kehilangan sesosok Ari di hidupnya. Ari yang selalu hadir dalam hari – harinya, mimpi – mimpinya tetapi kini ia pergi. Inda berharap Ari mau berubah fikiran. Malam itu Bintang di langit kini terasa asing dimatanya. Ternyata kini Ia merasakan cinta yang sesungguhnya. Tetapi terlambat kini Ari sudah meninggalkannya. Ari yang perhatian.
“Met pagi mimiku” Inda kaget kenapa Arimasih memanggilnya dengan sebutan mimi.
“pi apa kita belum putus?” Inda membalas sms itu.
“putus apanya mi? pipi gak akan ningalin mimi. Pipi cinta banget ma mimi. Mimi jangan pergi ya?” balas Ari. Hari itu juga Inda senang sekali ternyata dia tidak jadi ptuts dengan Ari. Sorenya mereka ketemuan  di sebuah tempat yang yang sejuk, pohon – pohon yang rimbun hijau, rumput yang menari – nari, ditambah suara berisik kicauan burung.
“mi tahu gak kenapatempat ini gak ada bunganya?” Tanya Ari sambil mengelus mesra rambut Inda.
“emm… kenapa ya pi ah.. mimi gak tahu pi” jawab Inda manja sambil tidur di pundaknya Ari sambil memeluknya.
“Karenaa… mereka pada malu mi soalnya ada mimi sih karena mimi lebih indah dan cantik dari mereka hari ini”
“Ahh.. pipi fitnah uhh..” gerutu Inda sambil mencubit lengan Ari. Hari itu Inda merasakan kebahagiaan dari seorang kekasih yang baru ia dapatkan hari itu. Inilah rasa cinta yang sesungguhnya baginya.

1 komentar:

:)