Elisa Putri Eka Trisnia

Minggu, 08 Januari 2012

MASA LALU


rintikan tetes air hujan
terus menjatuhi isi lubuk hatiku
yang menangis
termakan kenangan masa lalu

sayup Q dengar suaramu
diantara alunan indah bait-bait puisiku
yang menerpa
setiap deru langkah kaki kecilku

aku termenung dengan harapan
harapan kosong yang tak pernah padam
aku tercenggang dengan ambisiku
ambisi yang selalu menyelimuti

andai saja
aku tau akan jadi begini
mungkin,
satu hal yang akan Q lakukan
adalah membunuhmu

karna aku gila termakan masa lalu




by: Elisa Putri Eka Trisnia









NASEHAT UNTUK WANITA



perempuan adalah daun, lelaki adalah angin yang datang tiba'' meniup rindu menghembus asa membuai daun hingga kadang daun menjadi hijau segar

namun, ketika angin berlalu hilang begitu saja di putaran waktu, daun itu menguning sebelum sang waktu menjemputnya karena terjatuh di tanah

 


ingin Q biarlah daun itu gugur karena kehendak sang alam bukan karena tiupan kencang angin kembara atau bukan karena tangkainya menjadi lemah, ketika tau angin telah pergi menghilang tanpa bekas menginggalkannya layu membiarkannya kering terjatu terkubur debu bumi

ITULAH PEREMPUAN
tempatnya mencari kesejukan dan dipaksa dikeringkan yang sering tak terpikirkan, dilupakan akan kekuatannya buat diabadikan cintanya


by: Elisa Putri Eka Trisnia                                  





Me, a Weakness Woman


ya allah
I was not as strong as Siti Hawa
which ran between Safa and Marwa


I am not as too loyal as Ainul Mardhiyah
which waiting her lover  at the door of heaven
I realized that

I am not Siti Khadijah or Siti Fatimah
I am not Ishah 

not rabiatul adawiyah, holy woman praised
I could just try
to emulate them


so, I became be a bloom and fragance flower like them
until the fragance through
the gates of heaven